Jumat, 18 Januari 2019, dilaksanakan sidang terbuka calon Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat atas nama Saudari Zakianis di Ruang Promosi Doktor, Gedung G Lantai 1, FKM UI, dengan Promotor Prof. Dr. I Made Djaja, dr, SKM, M.Sc. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Pengembangan Indikator Kinerja Pengelolaan Sampah di TPS3R dan Bank Sampah Pada Skala Pemukiman”.
Kegagalan dalam pengelolaan sampah berarti kegagalan menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di suatu negara/kota sangat penting karena dapat digunakan sebagai indikator dari kinerja pemerintahan daerah yang baik sehingga pemerintah daerah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Kapasitas TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) di Indonesia terbatas, tahun 2020 diperkirakan kebutuhan TPA seluas 1.610 m2. Dalam rangka memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan maka perlu upaya mengurangi timbunan sampah ke TPA dan hal ini sesuai amanat UU No.18 Tahun 2008 yang menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia bertumpu pada konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle/ mengurangi, menggunakan dan mendaur ulang sampah) yaitu upaya pengurangan sampah melalui TPS3R dan Bank Sampah. Belum ada instrumen untuk menilai kinerja TPS3R dan bank sampah dengan pendekatan sistem, yaitu masukan, proses, dan luaran pada kedua unit organisasi pengurangan sampah berskala kawasan. Oleh karen aitu, penelitian ini mengembangkan indikator kinerja pengelolaan sampah dan cara pengukurannya, serta menganalisis kinerja pengelolaan sampah di TPS3R dan bank sampah. Instrumen ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk menilai dan meningkatkan kinerja TPS3R dan bank sampah sebagai unit organisasi pengurangan sampah berskala kawasan pemukiman.
Disertasi dari Zakianis yang juga staf pengajar (dosen) Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI ini dipertahankan pada promosi doktor hari Jumat, 18 Januari 2019. Bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja TPS3R dan bank sampah serta menganalisis kedua unit pengelolaan sampah berskala pemukiman tersebut. Dengan pendekatan studi kualitatif, dikembangkan 4 instrumen dengan rincian yaitu: pertama, instrumen berisi indikator kinerja TPS3R berskala pemukiman dengan 49 indikator potensial pada kinerja TPS3R; kedua, insrtrumen berisi 29 indikator kinerja bank sampah berskala pemukiman; ketiga, instrumen indikator untuk menilai kepuasan rumah tangga terhadap layanan pengelolaan sampah di TPS3R yang berisi 25 indikator; keempat, instrumen berisi 25 indikator untuk menilai kepuasan nasabah terhadap layanan pengelolaan sampah di bank sampah. Dengan pendekatan kuantitatif, dilakukan analisis faktor sehingga jumlah indikator yang terbentuk direduksi menjadi 14 indikator pada instrumen kinerja TPS3R, dan indikator kinerja bank sampah menjadi 6 indikator. Indikator yang terbentuk tersebut mencerminkan keterlibatan semua pemain kunci, dan pengukurannya dapat diterapkan di masyarakat, pengelola, pemerintah daerah, serta mencerminkan kebutuhan lingkungan. Selanjutnya dikembangkan juga instrumen kepuasan rumah tangga terhadap layanan pengelolaan sampah di TPS3R yang dikembangkan terbentuk dari 17 indikator, dan di bank sampah terbentuk 16 indikator. Indikator kepuasan tersebut digunakan juga sebagai pembanding tingkat kinerja pengelolaan sampah TPS3R dan bank sampah pada skala pemukiman.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa rata-rata skor kinerja pengelolaan sampah di TPS3R sebesar 62,67 dan yang bernilai lebih dari 60 ada sebanyak 48,61%. Rata-rata skor kinerja pengelolaan sampah di bank sampah sebesar 54,06 dan yang nilainya lebih dari 60 ada sebesar 24,04%. Terlihat bahwa skor kinerja di TPS3R lebih tinggi daripada kinerja bank sampah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di TPS3R ada hubungan antara dimensi masukan-proses dan luaran yang dibangun dari indikator yang terbentuk.
Studi ini merekomendasikan bahwa
- Pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat menggunakan instrumen yang dikembangkan untuk mengukur, mengevaluasi, dan memetakan tingkat kinerja tiap TPS3R dan bank sampah, serta mengetahui pengurangan sampah melalui TPS3R dan bank sampah di setiap kota.
- Pemerintah daerah perlu menyusun dokumen rencana kerja baik di TPS3R dan bank sampah, dengan tujuan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja TPS3R dan bank sampah sehingga perlu dilakukan pembinaan, pendampingan, dan pemantauan yang berkesinambungan dalam hal pencatatan dan pelaporan, penyediaan dana operasional, serta memperbanyak jumlah TPS3R, membangun jejaring dengan industri daur ulang sampah tidak mudah busuk.
- Pengelola TPS3R dan bank sampah perlu lebih berkoordinasi, baik antar pemangku kepentingan, pencatatan dan pelaporan, pendidikan ke masyarakat dalam hal mengurangi sampah, cara memilah sampah, dan cara membuang sampah serta membimbing petugas pengangkut sampah untuk mengangkut sampah secara terpilah, dan meningkatkan kompetensi tenaga operasional di TPS3R.
- Masyarakat diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah di wilayahnya, dan sebaiknya rumah tangga diwajibkan memilah sampah menjadi 2 aliran, yaitu sampah yang mudah busuk dan tidak mudah busuk, atau 3 aliran yaitu sampah residu, selain juga rumah tangga diwajibkan untuk membayar iuran pengumpulan dan pengangkutan sampah.
- Peneliti lain diharapkan dapat menguji lebih lanjut instrumen yang dihasilkan agar diperoleh indikator yang lebih tajam dengan keajegan lebih baik dalam pengukuran tingkat kinerja TPS3R dan bank sampah, instrumen kepuasan rumah tangga terhadap layanan pengelolaan sampah di TPS3R dan di bank sampah
Dengan hasil disertasinya tersebut, promovendus Zakianis berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Zakianis adalah lulusan S3 IKM tahun 2019 yang ke 7, lulusan S3 IKM yang ke 200, dan lulusan S3 FKM yang ke 261.