Kamis, 5 Juli 2018, dilaksanakan sidang terbuka calon Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat atas nama Saudara Supriyadi di Ruang Promosi Doktor, Gedung G Lantai 1, FKM UI dengan Promotor Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, Ph.D. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Analisis Prediksi Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Pasangan Usia Subur di Indonesia”.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,5% pada tahun 2015. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan satu dekade sebelumnya yaitu 1,45%. Dengan pertumbuhan sebesar itu, maka diperkirakan setiap tahun lahir 4-5 juta bayi di Indonesia atau setara jumlah penduduk negara Singapura. Pada tahun 2019, laju pertumbuhan penduduk ditargetkan 1,21%. Salah satu hal yang memberikan sumbangan terhadap lonjakan jumlah penduduk adalah banyaknya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan merugikan perempuan dan keluarga mereka melalui konsekuensi seperti aborsi yang tidak aman, perawatan prenatal tertunda, kesehatan mental ibu yang buruk, kualitas hubungan ibu-anak berkurang, perkembangan yang buruk bagi anak-anak, kekerasan fisik dan kekerasan terhadap perempuan, peningkatan risiko berat badan lahir rendah juga sebagai peningkatan morbiditas ibu dan mortalitas. Apabila melihat potensi dampak yang ditimbulkan akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap kehidupan ibu dan anak maka dibutuhkan analisis prediksi kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur di Indonesia.
Disertasi yang dipertahankan pada sidang Promosi Doktor, tanggal 5 Juli 2018 ini bertujuan untuk memprediksi kejadian kehamilan yang tidak diinginkan dari tahun ke tahun pada pasangan usia subur di Indonesia.
Hasil analisis studi menunjukkan bahwa kejadian kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur di Indonesia mengalami penurunan selama kurun waktu sepuluh tahun sebesar 1-4%. Faktor intrapersonal, faktor interpersonal, dan faktor komunitas berpengaruh terhadap kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur di Indonesia. Faktor intrapersonal (umur ibu, umur menikah, penghasilan, jumlah anak, pendidikan ibu, ibu bekerja, pemakaian kontrasepsi dan kegagalan kontrasepsi), faktor interpersonal (kebebasan diri dan kesamaan niat), faktor komunitas (tempat tinggal), faktor perilaku (aktifitas seks awal, jarak kehamilan, perilaku seksual tidak aman) berpengaruh terhadap kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur di Indonesia. Tren kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur mengalami peningkatan meningkat bersamaan dengan peningkatan faktor risiko. Umur ibu yang rentan, umur menikah <20 tahun, kesamaan niat, kebebasan diri, tempat tinggal, aktifitas seks tidak aman dan jarak kehamilan mempengaruhi tren peningkatan kehamilan tidak diinginkan. Faktor yang berpengaruh secara simultan dalam rentang tiga tahun survey yaitu jenis penghasilan, jumlah anak, ibu bekerja, pemakaian kontrasepsi, kegagalan kontrasepsi, dan jarak kehamilan.faktor kegagalan kontrasepsi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kehamilan tidak diinginkan pada pasangan usia subur di Indonesia.
Studi ini merekomendasikan bahwa perlunya upaya mencegah kehamilan tidak diinginkan terutama pada wanita umur <20 tahun melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, identifikasi status kehamilan diinginkan atau tidak diinginkan agar menjadi prosedur umum saat pemberi pelayanan kesehatan ibu hamil sehingga pemberian edukasi dapat dilakukan sejak dini agar program 100 hari pertama kehidupan dapat terlaksana dengan baik oleh setiap ibu hamil. Penjaringan kasus ibu hamil dengan status kehamilan yang tidak diinginkan perlu dilakukan pula dengan bantuan kader agar ibu mau melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga petugas kesehatan dapat meberikan edukasi untuk mencegah perilaku yang tidak mendukung program kesehatan ibu dan anak. Selain itu, pemantauan penggunaan kontrasepsi secara berkala pada pasangan usia subur, melakukan pendampingan dan konseling pada ibu yang mengalami kejadian kehamilan tidak diinginkan, peningkatan promosi keluarga berencana melalui berbagai jalur komunikasi dan kelompok sasaran masyarakat, penguatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini berbasis keluarga dan sekolah menjadi kurikulum penunjang, memberikan penyuluhan dan pemahaman pada pasangan usia subur pentingnya membentuk GenRe (Generasi Berencana), membentuk komunitas sadar KB dan kesehatan reproduksi dalam lingkup desa/kampung dan kabupaten/kota, melakukan pemantauan cakupan dan keterjangkauan penggunaan kontrasepsi secara rutin, luas dan merata, menjalin relasi dan kerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat dalam pelaksanaan program keluarga berencana, memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebagai bagian dari penguatan pembangunan karakter, serta memberikan pendampingan dan konseling hidup sehat dan berkualitas sebagai bagian pendewasaan pasangan usia subur.
Dengan hasil disertasinya tersebut, promovendus Supriyadi berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan yudisium cumlaude. Supriyadi merupakan lulusan S3 IKM tahun 2018 yang ke-5, lulusan S3 IKM yang ke- 189, dan lulusan S3 FKM yang ke-247