Senin, 20 Juli 2020, dilaksanakan sidang terbuka calon Doktor Ilmu Epidemiologi atas nama Chandrayani Simanjorang secara virtual melalui aplikasi video konferensi, dengan Promotor dr. Mondastri Korib, M.Sc, D.Sc. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Efektivitas Penyuluhan Individu dan Supervisi Pengobatan Terhadap Kekambuhan Malaria Vivax di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua’’.
Lamanya waktu pengobatan primakuin pada pasien malaria vivax diyakini dapat menyebabkan tingkat kepatuhan minum obat yang rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode intervensi yang dapat meningkatkan kepatuhan minum obat sehingga kekambuhan dapat dicegah. Efektivitas metode ini belum diuji secara optimal di daerah endemis malaria seperti Sentani Papua. Disertasi yang dipertahankan pada hari Senin, 20 Juli 2020, ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan individu dan supervisi pengobatan terhadap kekambuhan malaria vivax di Sentani Kabupaten Jayapura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insiden kekambuhan malaria vivax pada kelompok yang diberikan penyuluhan individu lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (1.9% vs 20% atau 0.21/1.000 orang-hari vs 2.36/1.000 orang-hari). Insiden kekambuhan malaria vivax pada kelompok yang diberikan supervisi pengobatan juga lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (1.7% vs 20% atau 0.19/1.000 orang-hari vs 2.36/1.000 orang-hari).
Hazard Ratio (HR) intervensi penyuluhan individu terhadap kekambuhan malaria vivax adalah sebesar 0.079 (CI 95%; 0.009-0.675). Artinya, seseorang yang didiagnosa malaria vivax kemudian menerima edukasi berupa penyuluhan individu maka dalam 90 hari kemudian memiliki peluang 0.079 kali untuk kambuh. Hazard Ratio (HR) intervensi supervisi pengobatan terhadap kekambuhan malaria vivax adalah 0.087 (CI 95%= 0.010-0.734). Artinya, seseorang yang didiagnosa malaria vivax kemudian menerima supervisi pengobatan malaria maka dalam 90 hari kemudian memiliki peluang 0.087 kali untuk kambuh.
Intervensi berupa penyuluhan individu dan supervisi pengobatan sama-sama efektif meningkatkan kepatuhan pengobatan 14 hari primakuin sehingga dapat mencegah kekambuhan malaria vivax. Berkurangnya kekambuhan malaria vivax sejalan dengan berkurangnya transmisi dan morbiditas malaria di daerah endemis. Intervensi edukasi merupakan pilihan yang tepat diimplementasikan di daerah urban dimana mayoritas penduduknya berpendidikan tinggi, sementara di daerah rural sebaiknya memilih gabungan dari kedua intervensi dengan memberdayakan kader malaria yang sudah dilatih oleh Kementerian Kesehatan.
Dengan hasil disertasinya tersebut, promovendus Chandrayani Simanjorang berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Epidemiologi dengan predikat cumlaude. Chandrayani Simanjorang adalah lulusan S3 Epidemiologi tahun 2020 yang ke 3 lulusan S3 Epidemiologi yang ke 87, dan lulusan S3 FKM UI yang ke 283.