Selasa, 17 Desember 2019, dilaksanakan sidang Promosi Doktor atas nama Semuel Peter Irab bertempat di ruang Promosi Doktor Gedung G, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dengan Promotor Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH. Judul Disertasi dari Promosi Doktor kali ini adalah “Hubungan Perubahan Cakupan Program Kesehatan dan Sosial dengan Perubahan Prevalensi Balita Stunting pada Kabupaten/Kota di Indonesia pada tahun 2007-2013”.
Pada periode 2007 hingga 2013 angka stunting masih tinggi di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia. Stunting sendiri adalah kondisi dimana gagal tumbuhnya anak maupun balita akibat dari kekurangan gizi kronis. Kondisi stunting dapat berdampak pada tumbuh kembang anak sehingga anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya jika dibiarkan. Penelitian dilakukan berdasarkan pada analisis multivariat untuk melihat perubahan prevalensi anak dan balita yang mengalami stunting. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi anak dan balita masih sangat tinggi. Perbedaan dari kondisi sosial, ekonomi, serta ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang dilakukan dapat menjadi variabel yang menentukan tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Sebagai contoh, di daerah Kota/Kabupaten terpencil yang tidak memiliki pelayanan kesehatan yang memadai serta kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pendapatan yang rendah dapat mengalami prevalensi stunting lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kota/Kabupaten yang secara geografis dapat dijangkau dengan mudah.
Berbagai masalah dapat disebabkan oleh kelahiran awal yang mengalami stunting diantaranya infeksi, kecacatan pada anak dan balita, serta kematian jika tidak ditangani pada jangka pendek. Secara jangka panjang masalah stunting jika dibiarkan dapat menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak yang terhambat sehingga badan cenderung pendek, aktivitas yang rendah dari anak penderita stunting, dan potensi mengalami penyakit atau gangguan kardiovaskular.
Beberapa cara utama yang dapat menurunkan tingginya prevalensi stunting jika dilihat dari aspek gizi diantaranya adalah kesadaran akan pentingnya gizi lewat Program Sadar Gizi, konsumsi vitamin A untuk anak dan balita, sanitasi dan higiene, serta Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Scaling Up Nutrition atau perbaikan gizi dari Ibu maupun Anak dan Balita, pemberian ASI Ekslusif dari Ibu, serta imunisasi secara lengkap harus dilakukan sejak dini dalam 1000 HPK sehingga dapat menurunkan prevalensi stunting.
“Saran saya untuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah untuk mengutamakan dan memfasilitasi Gerakan 1000 HPK di tingkat Kota/Kabupaten pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di semua Kota/Kabupaten di Indonesia”, tutur promovendus Semuel Piter. Dengan disertasi yang diselesaikan ini, diharapkan FKM UI secara umum dapat berkontribusi secara langsung untuk penurunan prevalensi stunting dan secara khusus promovendus Semuel Peter Irab dapat berkontribusi lewat hasil disertasi guna memajukan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Dengan hasil disertasinya, Semuel dinyatakan sebagai Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI yang ke 275 dengan yudisium memuaskan. (MFH)