Kamis, 17 Januari 2019, dilaksanakan sidang promosi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat atas nama Saudara Milla Herdayati di Ruang Promosi Doktor, Gedung G Lantai 1, FKM UI, dengan Promotor Prof. dr. Budi Utomo, MPH, PhD. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Pola Commuting, Peran Gender dan Kualitas Hidup Komuter di Indonesia: Studi Kasus di Tiga Kawasan Metropolitan”.
Mobilitas komuting (commuting) telah menjadi fenomena global di kota-kota metropolitan, termasuk Indonesia. Dari segi pembangunan ekonomi dapat dilihat bahwa kegiatan perekonomian cenderung berada di pusat kota, sedangkan tempat tinggal pekerja berada di pinggiran terutama karena alasan harga perumahan dan biaya hidup yang lebih terjangkau.
Para komuter harus berhadapan tiap harinya dengan kemacetan lalu lintas, polusi udara, durasi komuting yang panjang melelahkan, dan buruknya sistem transportasi publik. Khusus untuk komuter perempuan, kondisi ini menimbulkan kendala yang harus dihadapi menjadi bertambah, karena mereka memiliki peran ganda, yaitu bekerja di luar rumah dan mengurus rumah tangga.
Persoalan inilah yang menjadi fokus penelitian Milla Herdayati yang dipaparkan dalam sidang promosi doktoral di Universitas Indonesia, Kamis (17/12/2019). Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menjawab persoalan kualitas hidup komuting di area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), Mebidang (Medan, Binjai, dan Deliserdang), dan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dari segi apakah komuting berkaitan dengan kualitas hidup komuter, apakah hubungan ini berbeda menurut kewilayahan, serta apakah peran gender memodifikasi pengaruh komuting terhadap kualitas hidup komuter.
Dengan menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tiga Kawasan Metropolitan tersebut, yaitu Jabodetabek tahun 2014, Mebidang dan Sarbagita tahun 2015, di mana sampel yang diambil adalah pekerja komuter berusia 15-65 tahun, Promovenda mengemukakan adanya fenomena commuting paradox pada komuter yaitu komuter tidak secara penuh mendapatkan benefit/keuntungan lebih dari commuting seperti dikemukakan ahli-ahli ekonomi, justru commuting dapat menurunkan kualitas hidup komuter. Beban commuting dari yang berat (frekuensi, jarak, durasi commuting, jumlah dan jenis moda transportasi, serta biaya transportasi) dapat menurunkan kualitas hidup komuter. Di sisi lain, peran gender berkorelasi negatif dengan kualitas hidup komuter. Studi ini menunjukan bahwa beban commuting lebih besar dirasakan perempuan dan pola commuting perempuan berbeda dengan laki-laki, yaitu mereka cenderung bermobilitas dengan jarak lebih pendek, menggunakan transportasi umum, mobilitasnya membentuk travel chains lebih kompleks (multi-trips and multi-destinations). Hal ini semua terkait dengan beban domestiknya.
Milla Herdayati yang merupakan staf pengajar di Departemen Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia ini menyarankan agar beban komuting harus diminimalisir dengan mengembangkan sistem transportasi publik yang handal, humanis dan gender responsinve, mengkampanyekan penggunaan transportasi massal dari perspektif kesehatan masyarakat sebagai bagian dari Program Pemerintah Gerakan Hidup Sehat (GERMAS), serta mendorong kebijakan pembangunan perkotaan di Indonesia untuk mempertimbangkan parameter kualitas hidup komuter.
Dengan hasil disertasinya tersebut, promovendus Milla Herdayati berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan predikat sangat memuaskan. Milla adalah lulusan S3 IKM tahun 2019 yang ke 4, lulusan S3 IKM yang ke 197, dan lulusan S3 FKM yang ke 258.