Nama Penulis : Prof. dr. Kemal Nazaruddin Siregar, SKM, M.A, Ph.D, dkk
Judul : Increasing Community Awareness on COVID-19 Prevention in Jakarta, Indonesia: An Outreach Program for Urban Poor
Terbit di : Asia Pacific Journal of Public Health
Link : https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/10105395221084931
COVID-19 telah menjadi ancaman global. Di awal pandemi, masyarakat cenderung mengikuti perilaku-perilaku pencegahan (menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Namun, seiring berjalannya waktu kepatuhan masyarakat semakin menurun sementara jumlah kasus terus meningkat. Merujuk pada fungsi utama kesehatan masyarakat, yaitu menginformasikan, mengedukasi, dan memberdayakan masyarakat serta mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan, dibutuhkan bukti tentang bagaimana intervensi berbasis komunitas memiliki dampak positif dalam mencegah kasus COVID-19.
Penelitian yang dilakukan oleh Prof. dr. Kemal Nazaruddin Siregar, SKM, M.A, Ph.D dkk dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, UIN, dan STIKES Mitra Ria Husada dan telah dipublikasikan pada Jurnal Asia Pacific Journal of Public Health bertujuan untuk menganalisis implementasi Perang Akar Rumput COVID-19 (PARC-19) untuk meningkatkan kewaspadaan COVID-19 pada masyarakat miskin perkotaan di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang berulang dengan intervensi pada sekelompok masyarakat di Kalibata, salah satu daerah miskin perkotaan di Jakarta dengan 476 responden sebagai database awal. Terdapat empat indikator yang dinilai dalam penelitian ini, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, menjaga jarak, dan penggunaan disinfektan.
Konsep yang diterapkan dalam program sosialisasi pada penelitian ini adalah Community Based Fighting Initiative COVID-19 atau Perang Akar Rumput COVID-19 (PARC-19) di Indonesia yang berfokus pada promosi kesehatan dan perlindungan khusus. Pada pasca intervensi, terdapat 148 responden yang diwawancara. Untuk mengukur pemahaman masyarakat tentang pesan kesehatan yang disampaikan, tim peneliti meminta masyarakat untuk mempraktekkan cuci tangan dan memakai masker dengan benar yang kemudian dilakukan test Mann-Whitney untuk menganalisis perbedaan kesadaran sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesadaran sebelum dan sesudah intervensi program PARC-19 dilakukan pada seluruh perilaku pencegahan, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, menjaga jarak, dan penggunaan disinfektan. Dari keempat perilaku pencegahan, peningkatan paling sedikit adalah pada perilaku menjaga jarak, yaitu dengan hanya 5,3% peningkatan. Kepadatan penduduk di wilayah miskin perkotaan membuat masyarakat sulit melakukan perilaku menjaga jarak. Berdasarkan studi sebelumnya disebutkan bahwa menjaga jarak mungkin tidak efektif di kalangan masyarakat miskin perkotaan.
Pemerintah sudah berupaya keras untuk meningkatkan kesadaran perilaku pencegahan COVID-19. Sayangnya, kegiatan promosi kesehatan yang selama ini dilakukan lebih banyak dilakukan secara online, yang mungkin tidak sepenuhnya dapat diakses oleh masyarakat miskin perkotaan dengan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, program sosialisasi merupakan salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat. Program sosialisasi dirancang untuk membuat masyarakat peduli terhadap kondisi mereka dan dapat menggunakan beragam metode, seperti door to door, poster, atau media lainnya. Masyarakat juga harus didukung dengan penyediaan alat yang membuat mereka melakukan perilaku pencegahan. Dalam penelitian ini, tim peneliti menyediakan masker dan sabun untuk masyarakat sebagai upaya pemberdayaan. Pada perilaku penggunaan disinfektan, tim peneliti tidak menyediakannya dan hasil yang didapat sebelum dan setelah intervensi masih tergolong rendah, yaitu 30% pada awal dan 39.9% pasca intervensi.
Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan yang efektif, tidak cukup hanya pemerintah dan masyarakat saja. Diperlukan strategi pentahelix yang melibatkan partisipasi profesional kesehatan, institusi akademik, organisasi non-pemerintah, dan bisnis untuk terlibat. Selanjutnya, masyarakat harus menyadari bahwa mereka adalah subjek dan kekuatan pendorong untuk menghentikan penularan COVID-19, yang didukung dengan program sosialisasi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi keefektifan PARC-19 di komunitas lain di wilayah yang berbeda.
Sumber:
Siregar, K. N., Nasir, N. M., Darmawan, D., Kurniawan, R., Prabawa, A., Darmawan, E. S., Ariyanti, F., Bahar Nur, R. J., & Handayani, Y. (2022). Increasing Community Awareness on Covid-19 Prevention in Jakarta, Indonesia: An Outreach Program for Urban Poor. Asia Pacific Journal of Public Health, 34(4), 443–445. https://doi.org/10.1177/10105395221084931