Puncak Wabah
Oleh: dr. Syahrizal Syarif
Para ahli matematika dan biostatistik biasa membuat prediksi kapan wabah Covid-19 akan berakhir berdasarkan jumlah kasus baru yg muncul berurutan dalam serial waktu, menggunakan sifat kecepatan penambahan kasus dapat juga diperkirakan berapa jumlah total kasus pada waktu tertentu.
Perkiraan ini dimanfaatkan terutama untuk menyiapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan, baik jumlah ventilator, ruang isolasi, jumlah alat pelindung diri, jumlah bed baik untuk Rumah Sakit Rujukan bagi pasien positif yang serius dan berat, Rumah Sakit Khusus untuk pasien dengan gejala sakit ringan dan sedang, serta Pusat Karantina untuk merawat ODP dan PDP yang sedang menunggu hasil diagnostik yang sampai saat ini masih 3 hari untuk wilayah Jawa dan 8-10 hari untuk luar Jawa.
Sebelum wabah berakhir, penting diperkirakan kapan wabah mencapai puncaknya – seperti mendung sebelum hujan- penanda wabah akan selesai. Faktor terpenting yg mempengaruhi puncak wabah adalah seberapa efektif intervensi dilakukan.
Ketika Wuhan melakukan Lockdown pada tanggal 23 Januari 2020, saya menilai langkah tsb akan efektif. Tentu disertai penerapan ketat tinggal dirumah, pembangunan 2600 bed RS khusus Covid-19, surveilans aktif dari pintu ke pintu pada 9 juta warga, mendirikan Pusat Karantina ribuan bed untuk ODP dan PDP bahkan kasus konfirmasi yang ringan, menurunkan 40.000 tenaga kesehatan bantuan dari 29 propinsi dan 1400 tenaga kesehatan angkatan.
Jumlah 38.000 tenaga kesehatan Wuhan yang bekerja siang – malam tidak cukup, karena yang ditangani tidak hanya yang ada di RS namun juga di Pusat Karantina dan petugas surveilans yang bekerja memantau setiap rumah setiap hari.
Strategi intervensi yang sangat ketat – membuat saya berani memberi prediksi pada tanggal 27 Jan 2020 bahwa Wabah di China akan selesai pada awal Mei 2020. Sampai saat ini wabah di China sudah terkendali namun belum selesai karena masih ada laporan kasus baru.
Pemerintah berdasarkan prediksi BIN memperkirakan puncak wabah akan terjadi pada 60 hari setelah kasus pertama dilaporkan 2 Maret 2020 – artinya pada bulan April 2020. Hal ini sekali lagi, hanya dapat diperkirakan jika intervensi berupa PSBB saat ini berjalan dengan efektif.
Sebagai pembanding, dapat dilihat di bawah ini data beberapa negara: jumlah kasus baru hari tersebut dan berapa jarak puncak wabah dihitung dari hari pertama pelaporan. Data ini berbeda-beda sejalan dengan efektifitas intervensi yang dilakukan oleh negara masing-masing.
1. Korea Selatan – 851 kasus – puncak hari ke 13
2. Swiss – 1.394 kasus – puncak hari ke 17
3. Australia – 537 kasus – puncak hari ke 21
4. Spanyol 8.195 kasus – puncak hari ke 21
5. Philipina – 358 kasus – puncak hari ke 23
6. Belgia – 1850 kasus – puncak hari ke 24
7. Thailand – 188 kasus – puncak hari ke 25
8. Prancis – 23.060 kasus – puncak hari ke 27
9. Malaysia – 235 kasus – puncak hari ke 28
10. UK – 5.903 kasus – puncak hari ke 29
11. Jerman – 6.813 kasus – puncak hari ke 32
12. Saudi Arabia – 253 kasus – puncak hari ke 32
12. China – 3.884 kasus – puncak hari ke 34
13. Italia – 3.186 kasus – puncak hari ke 36
14. Iran – 3.186 kasus – puncak hari ke 45
15. Singapura – 120 kasus – puncak hari ke 48
16. USA – 34.196 kasus – puncak hari ke 49
17. Indonesia prediksi puncak – 60 hari ? Intervensi PSBB……