Depok – Dr. dr. Sabarinah, MSc, atas nama Rektor Universitas Indonesia, Selasa, 4 Agustus 2020 telah membuka upacara promosi doktor. Upacara promosi ini merupakan pemberian gelar doktor dalam ilmu epidemiologi kepada Tirta Darmawan Susanto, mahasiswa S3 yang telah berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan disertasi berjudul “Efikasi Klinis dan Evaluasi Ekonomi Metode Mindfulness Therapy Terhadap Penurunan Angka Putus Obat Pada Terapi Multi Drug Resisten Tuberculosis (MDR TB) Fase Intensif”.
Promosi Doktor ini menghadirkan Promotor, Kopromotor dan Dewan Penguji: Prof. dr. Asri C. Adisasmita, M.P.H., Ph.D (promotor); Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) (kopromotor 1); Prof. Dr. dr. Purwantyastuti Ascobat, M.Sc., SpFK (ketua dewan penguji); Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) (anggota dewan penguji); Dr. dr. Martina Wiwie S. Nasrun, SpKJ.(K) (anggota dewan penguji); Dr. drg. Mardiati Nadjib, MS (anggota dewan penguji); Dr. dr. Allen Widysanto, SpP (anggota dewan penguji); Dr. dr. Nicolaski, Lumbuun, SpFK (anggota dewan penguji).
Penelitian tentang efikasi klinis Metode Mindfulness Therapy terhadap Penurunan Angka Putus Obat Pada Terapi Multi Drug Resisten Tuberculosis (MDR TB) fase intensif ini baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengetahui efikasi dari dilakukannya metode mindfulness therapy dalam menurunkan angka kejadian putus obat pada pasien penderita TB Rifampisin Resistance maupun Multi Drug Resistance dan juga mengetahui efikasi metode mindfulness therapy dalam menurunkan tingkat gejala kecemasan dan gejala depresi. Rancangan metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Single Blind Randomized Controlled Trial. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mendapat terapi MDR TB Paru yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Dradjat Prawiranegara Serang, dan Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan pada Januari 2018 hingga Januari 2019. Penelitian ini menggunakan data primer dan data diambil setiap bulan dari pasien baru yang Gene Expertnya positif TB dan positif resisten Rifampisin. Data yang diukur setiap bulan adalah tingkat kecemasan, tingkat depresi, dan kualitas hidup. Angka putus obat diukur pada akhir terapi fase intensif. Pengaruh metode mindfulness therapy terhadap angka putus obat, depresi, dan kecemasan penderita MDR TB merupakan novelty penelitian ini.
Dari temuan – temuan penelitian, beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan disini diantaranya: (1) Metode mindfulness therapy terbukti menurunkan skor gejala kecemasan (p = 0,040) dan tingkat gejala depresi, terutama gejala depresi berat (p = 0,002, RR 0,103, 95% CI : 0,022 – 0,486) ; (2) Metode mindfulness therapy secara klinis menurunkan angka kejadian putus obat, walaupun secara statistik belum bermakna. (3,9% putus obat pada kelompok metode mindfulness therapy vs 9,1% putus obat pada kelompok konsultasi biasa, p = 0,440, RR 0,408 dengan 95% CI 0,076 – 2,204), hal ini disebabkan adanya intervensi lain pada penelitian ini yang dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Nadhatul Ulama (LKNU) dan Perhimpunan Organisasi Mantan Pasien Tuberculosis (POP TB) dalam menindaklanjuti pasien – pasien yang sudah mulai tidak patuh. Namun, metode mindfulness therapy ini dapat menurunkan depresi dan kecemasan yang merupakan variabel antara terjadinya putus obat, sehingga sangat menjanjikan dapat secara berarti menurunkan angka putus obat, terutama pada daerah yang tidak terdapat intervensi lain dari LKNU dan POP TB; (3) Biaya tambahan yang diperlukan adalah sebesar Rp 160.000,- per pasien apabila dilaksanakan metode mindfulness therapy sebagai pengganti konsultasi biasa yang selama ini sudah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil disertasinya tersebut, Tirta berhasil dinyatakan sebagai Doktor Epidemiologi dengan yudisium sangat memuaskan. Tirta adalah lulusan S3 Epidemiologi FKM UI ke 88 dan lulusan S3 di FKM UI ke 289.