Rabu, 5 Agustus 2020 dilaksanakan sidang terbuka calon Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat atas nama Hariyanti secara daring menggunakan aplikasi video telekonferensi, dengan Promotor Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Tingkat Dan Determinan Sosiodemografik Unmet need Keluarga Berencana di Indonesia: Analisis Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017’’.
Angka unmet need KB dalam dua dekade terakhir tidak berubah. Unmet need KB merupakan kondisi perempuan aktif seksual yang ingin menunda atau membatasi kehamilan tetapi tidak menggunakan KB. SDKI 2017 melaporkan unmet need KB perempuan kawin 10,6% dengan variasi provinsi 6% sampai 24%. Ini berarti pada saat survei sekitar 5,5 juta perempuan kawin berisiko mengalami kehamilan tidak diinginkan. Disertasi yang dipertahankan pada hari Rabu, 5 Agustus 2020 ini bertujuan untuk mengkaji determinan sosiodemografik unmet need KB di Indonesia. Melalui data SDKI 2017, unmet need diukur dengan cara non-kalender yang mendasarkan pada status penggunaan KB saat survei dan cara kalender mendasarkan status penggunaan KB dalam kurun waktu 69 bulan jelang survei.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Indonesia dengan konteks angka putus pakai KB yang relatif tinggi, 29% dalam satu tahun, pengukuran unmet need KB dengan cara kalender lebih sesuai dibanding cara non-kalender. Unmet need KB pada perempuan potensial hamil dengan cara non-kalender 11,7% dan cara kalendar 14,7%. Perbedaan sekitar 3% ini menyangkut tambahan hampir 1,6 juta perempuan berisiko kehamilan tidak diinginkan. Untuk itu pemerintah perlu mengantisipasi dengan menyusun kebijakan yang mendukung pencegahan dan penanganan kehamilan tidak diinginkan di layanan primer. Perempuan yang terpapar informasi KB oleh tenaga kesehatan, suami bekerja, tinggal di perdesaan, dan tinggal di Jawa-Bali berisiko lebih rendah terhadap kehamilan tidak diinginkan. Sumber informasi baik dari petugas KB, media informasi dan komunitas, umur perempuan, paritas, pendidikan perempuan, pekerjaan perempuan, sosial ekonomi rumah tangga, dan pendidikan suami tidak mempengaruhi unmet need KB.
Berdasarkan hasil disertasinya Promovendus menyarankan kepada pengambil kebijakan untuk menggunakan pengukuran unmet need KB cara kalender dan mempersiapkan layanan primer yang tanggap terhadap risiko kehamilan tidak diinginkan, penguatan konseling oleh tenaga kesehatan, penataan pola pelayanan KB yang lebih sesuai dengan karakteristik perempuan di perkotaan, pemerataan pelayanan KB di seluruh wilayah Indonesia dan menjangkau masyarakat miskin, diharapkan dapat menurunkan unmet need KB.
Dengan hasil disertasinya tersebut, promovendus Hariyanti berhasil dinyatakan sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan predikat cumlaude. Hariyanti adalah lulusan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat tahun 2020 yang ke 12 lulusan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang ke 222, dan lulusan S3 FKM yang ke 292.